ulinulin.com – Berdasarkan hasil survei CareerBuilder, 75% HR Manager mengatakan bahwa mereka pernah menemukan kandidat yang berbohong di CV. Angka yang amat besar, bukan?
Itulah yang kerap terjadi jika seseorang tidak percaya diri. Mereka memalsukan pengalaman kerja, pengalaman organisasi, jenjang pendidikan, hingga skill.
Tujuannya hanya satu, yakni menarik perhatian rekruter.
Padahal, tahukah kamu bahwa berbohong di CV bisa berakibat fatal?
Penjelasan selengkapnya akan Glints jabarkan dalam artikel ini.
Informasi yang Sering Dipalsukan
Menurut The Balance Careers, beberapa informasi yang sering dipalsukan oleh seorang kandidat adalah:
© Glints
Dengan memalsukan lima data tersebut, pelamar berharap rekruter akan melihat mereka sebagai kandidat yang potensial.
Hal ini sering terjadi karena ketika melamar kerja, seseorang kerap membandingkan dirinya dengan perusahaan tersebut.
Dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, seseorang akan bercermin soal dirinya. Kemudian, mereka memprediksi tanggapan rekruter atas CV-nya.
Pada akhirnya, bila tidak yakin lolos, seseorang akan berbohong di CV.
Mengapa Tidak Boleh Berbohong di CV?
© Shutterstock.com
Kata orang, rekruter tidak akan tahu kebohongan kandidat. Jadi, sah-sah saja apabila seseorang berbohong di CV.
Benarkah demikian? Jawabannya adalah tidak.
Seorang HRD atau rekruter selalu mengecek apakah informasi dalam CV-mu benar. Mereka mencari tahu dari berbagai sumber untuk memastikan kebenaran datamu.
Lalu, apa akibatnya jika seseorang berbohong di CV? Berikut empat risikonya, dirangkum dari The Balance Careers.
1. Merusak reputasi
Setiap perusahaan tentu menjunjung tinggi kejujuran. Jika HRD tahu bahwa kamu berbohong di CV, mereka tidak akan menerimamu.
Sebab, berbohong adalah tindakan yang sulit termaafkan. Apalagi jika kamu baru masuk di tahap rekrutmen.
Lebih dari itu, reputasimu akan menjadi buruk. Perusahaan tidak akan memanggilmu untuk wawancara kembali di masa depan.
Bahkan, bisa saja HRD perusahaan lain tahu bahwa kamu pernah berbohong. Jadi, kamu di-blacklist di berbagai perusahaan.
Dengan reputasi tersebut, kamu akan lebih sulit mencari kerja.
2. Dipecat
Ketika proses rekrutmen, bisa saja HRD tidak tahu bahwa informasi di dalam CV-mu palsu. Mereka mungkin baru mengetahuinya ketika kamu sudah diterima kerja.
Akibatnya, kemungkinan besar kamu akan dipecat dan kehilangan pekerjaan, lho.
3. Rasa takut ketahuan
Hari ini, HRD mungkin belum tahu bahwa informasi di CV-mu palsu. Namun, bagaimana dengan besok, lusa, atau bulan depan?
Kamu tidak akan pernah tahu kapan HRD menemukan kebohongan di CV tersebut.
Dengan begitu, kamu pun selalu dibayangi oleh rasa takut ketahuan.
Rasa takut ini bisa mengganggu fokusmu saat bekerja atau berinteraksi dengan orang-orang di kantor.
4. Kebohongan akan terus berlanjut
Kebohongan adalah sesuatu yang candu. Sekali merasa berbohong itu mudah, kamu akan terus melakukannya, seperti kata TheHopeLine.
Oleh karena itu, hindari kebohongan sekecil apa pun, termasuk berbohong di CV. Jika tidak, kamu akan terus mengulanginya di berbagai kesempatan.
Tips Maksimalkan CV Tanpa Berbohong
© Freepik.com
Jika tidak berbohong, apakah CV-mu bisa tetap menarik di mata rekruter? Tentu saja bisa!
Glints telah menyiapkan beberapa tipsnya di bawah ini.
1. Tonjolkan keunggulanmu
Ada ratusan bahkan ribuan pelamar kerja di luar sana. Lantas, apa yang membuatmu lebih unggul dari mereka?
Kamu harus memiliki pembeda dari kandidat lainnya.
Sebagai contoh, kamu melamar kerja sebagai content writer. Mungkin kandidat lain memiliki skill menulis yang tidak jauh berbeda denganmu.
Oleh karena itu, di CV, cantumkan keunggulanmu lainnya tanpa perlu berbohong.
© Glints
Pada contoh di atas, misalnya, seorang kandidat content writer turut menuliskan skill fotografi, Adobe Premiere, Adobe Photoshop.
Ketiga skill tersebut memang tidak berhubungan langsung dengan content writing. Namun, hal itu bisa menjadi nilai lebih bagi seseorang yang bekerja di bidang konten.
2. Jabarkan job desc-mu sebelumnya
CV juga bisa menarik dengan adanya job desc yang konkret, lho.
Sampaikan hal-hal apa yang kamu lakukan pada pekerjaan sebelumnya. Apabila punya pencapaian tertentu, kamu juga bisa memasukkannya ke bagian Achievement atau Prestasi. Hal itu akan menjadi nilai tambah di mata rekruter.
Berikut contoh penulisannya.
© Glints
3. Sesuaikan dengan pekerjaan yang dilamar
Umumnya, seseorang berbohong di CV agar terlihat banyak pengalaman. Padahal, rekruter lebih mengapresiasi kualitas daripada kuantitas, lho.
Maka, pastikan bahwa semua pengalaman kerja yang kamu tulis sesuai dengan pekerjaan yang dilamar.
Contohnya sebagai berikut.
© Glints
Misalnya, kamu melamar sebagai content writer. Nah, kamu tidak perlu menulis pengalaman sebagai barista di CV.
4. Lengkapi dengan cover letter & portofolio
© Glints
CV memang perlu dibuat seringkas mungkin. Namun, kamu juga punya cover letter dan portofolio yang bisa menonjolkan dirimu, lho.
Pada cover letter, kamu bisa menjelaskan pengalaman dan prestasimu secara lebih detail.
Jangan lupa, buat portofolio yang menarik untuk memamerkan hasil karyamu.
Berbohong di CV adalah tindakan yang fatal. Ada banyak risiko yang akan menimpamu, termasuk di-blacklist dari daftar para rekruter.
Kamu tentu tak ingin hal itu terjadi, bukan?
Oleh karenanya, lakukan empat tips di atas agar CV-mu tetap menarik tanpa informasi palsu.
Untuk tips-tips lainnya, kamu bisa sign up di Glints.
Nantinya, kamu berkesempatan untuk belajar tentang dunia CV dan rekrutmen. Ada banyak HRD senior yang siap berbagi tips denganmu.
Sumber
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website glints.com. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”