ulinulin.com –
Saat ini, teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi mobil dengan menghadirkan peningkatan keamanan dan kenyamanan. Saat fitur seperti blind-spot monitoring, pedestrian detection, dan adaptive cruise control membuat mobil lebih aman, inovasi lain justru dapat mengalihkan fokus pengendara, yang tentu sangat berbahaya.
Lebih berbahaya ketimbang mengemudi saat mabuk
Studi terbaru dari IAM RoadSmart, organisasi keamanan jalan yang berbasis di Inggris, mengatakan penggunaan Android Auto dan Apple CarPlay ketika berkendara dinilai lebih berbahaya daripada pengemudi mabuk.
Sebuah klaim yang berani, namun berdasarkan studi yang dilakukan oleh IAM dengan bantuan TRL, FIA, dan Rees Jefrey Road Fund, pengoperasian head unit layar degan fitur integrasi ponsel Android dan Apple dapat meningkatkan waktu reaksi pengemudi dibandingkan mengemudi saat mabuk (pada batasan legal), texting, menghisap ganja, atau bahkan menelepon saat berkendara.
Head unit layar sentuh dapat mengalihkan fokus pengemudi sekitar 16 detik
Saat mengoperasikan layar sentuh sistem tersebut, pengemudi mengalihkan fokusnya ke jalanan sekitar 16 detik. Dengan waktu selama itu, mobil dapat berjalan lebih dari 500 meter dalam kecepatan 112 km/jam. Sebagai perbandingan, pengemudi dalam kondisi mabuk reaksinya melambat sekitar 12%, sementara itu perokok ganja reaksinya 21%.
Fitur voice control tak berpengaruh banyak
Ketiganya masih lebih baik jika dibandingkan pengaruh pemakaian telepon saat berkendara, mengetik pesan saat berkendara dapat mengurangi respon pengemudi sekitar 35%, menelepon tanpa bantuan handsfree dapat menurunkan konsentrasi sampai 46%, sementara penggunaan Android Auto dan Apple CarPlay dapat menurunkan reaksi pengemudi antara 53-57%.
Fitur voice control hanya dapat menekan angka distraksi sampai 30-36% saja
Memang, beberapa mobil sudah disematkan voice control, namun fitur tersebut hanya bisa menekan angka distraksi menjadi 30-36% saja, tetap saja hal ini dapat mempengaruhi fokus berkendara, khususnya untuk menjaga tetap berada di lajur dan jarak pengereman.
Para peserta yang dilibatkan dalam studi ini juga rata-rata gagal bereaksi terhadap kondisi di jalanan ketika mengoperasikan kedua sistem, dengan rata-rata waktu reaksi melambat sampai 50%. Hal ini membuktikan bahwa teknologi bisa saja meningkatkan kenyamanan berkendara, namun di sisi lain bisa mengurangi fokus berkendara.