Ulin Ulin News Aggregator
ulinulin.com – Beberapa laki-laki memilih untuk memanjangkan rambutnya. Ini merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. Bagaimana dengan dunia perkantoran, apakah laki-laki yang kerja boleh gondrong?
Pertanyaan ini mungkin terlontar darimu karena berbagai stigma yang melekat pada pria berambut panjang.
Nah, untuk pembahasan lengkapnya, simak informasi di bawah ini.
Apa Arti dari Penampilan di Tempat Kerja?
© Freepik.com
Sebelum memahami soal aturan kerja boleh gondrong, ada baiknya kamu memahami bagaimana orang melihat penampilan di dunia kerja.
Idealnya, seorang pekerja dinilai secara objektif dari kemampuannya dalam bekerja. Penampilan dan pekerjaan adalah dua hal yang terpisahkan.
Sayangnya, dikutip dari Inc, realita tak seindah ekspektasi itu. Banyak orang yang menilai bahwa penampilan memiliki hubungan dengan kompetensi dan rasa percaya diri seseorang.
Selain itu, penampilan juga sering dikaitkan dengan persepsi klien dan potret atau image dari perusahaan.
Orang yang paling dinilai penampilannya adalah pekerja perempuan dan pekerja muda. Meski begitu, laki-laki gondrong juga tentu tak lepas dari penilaian ini.
Hal inilah yang bisa memunculkan pertanyaan, apakah laki-laki yang kerja boleh gondrong?
Di Indonesia sendiri, penampilan, terutama busana, sangat penting untuk beberapa perusahaan, seperti bank atau perhotelan.
Sementara itu, pekerjaan-pekerjaan di dunia kreatif biasanya membolehkan pekerjanya mengenakan baju dengan sentuhan kasual.
Hal ini disampaikan oleh Ricky Mulani, pemilik perusahaan headhunter, kepada Kompas.
Rambut Gondrong dan Stigmanya
© Freepik.com
Setelah memahami bagaimana penampilan dinilai di dunia kerja, bagaimana dengan rambut yang gondrong? Kesan apa yang ditampilkan model rambut ini?
Dirangkum dari Historia, di masa Orde Baru, rambut gondrong dianggap tidak mencerminkan “kepribadian bangsa”.
Selain itu, kata Republika, pada 1970-an, banyak oknum pemuda berambut panjang yang kerap melakukan tindakan kriminal.
Ini memperburuk stigma laki-laki yang memiliki rambut panjang. Stigma inilah yang membuat beberapa perusahaan memberlakukan aturan kerja tidak boleh gondrong.
Potret perusahaan dianggap bisa menjadi buruk. Pasalnya, berdasarkan persepsi banyak orang, lelaki berambut gondrong memiliki perilaku kurang baik.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, semakin banyak laki-laki berambut panjang yang membuktikan bahwa perilakunya tak buruk.
Alih-alih bertindak kriminal, beberapa laki-laki gondrong ini justru terdidik.
Apakah Semua Perusahaan Sama?
© Freepik.com
Kamu telah memahami bagaimana penampilan dinilai serta stigma yang melekat pada rambut gondrong.
Nah, sekarang, apakah laki-laki yang kerja boleh memiliki rambut gondrong?
Undang-undang sendiri tak melarang pekerja memiliki rambut gondrong. Oleh karena itu, aturan ini bergantung pada perusahaan masing-masing.
Nah, apabila ternyata kamu boleh memiliki rambut gondrong, kamu tetap bisa mengaturnya agar tetap rapi, lho!
Melansir Telegraph, kamu bisa menyesuaikan gaya rambut dengan bentuk wajah. Selain itu, dalam proses pemanjangannya, rapikan sedikit demi sedikit agar kamu tetap terlihat profesional.
Kamu juga wajib merawatnya agar tak kusut dan warnanya cerah.
Dengan begini, rambut gondrong tak selalu berhubungan dengan berbagai stigma yang melekat padanya, bukan?
Beberapa perusahaan memberlakukan pelarangan gondrong hanya pada sebagian pekerja. Misalnya, pada pekerja yang memang sering berurusan dengan klien secara langsung.
Akan tetapi, ada juga perusahaan yang melarang semua pekerja laki-lakinya memiliki rambut panjang.
Itulah paparan informasi soal apakah laki-laki yang kerja boleh gondrong. Pada akhirnya, semua tergantung pada kebijakan perusahaanmu.
Apabila kamu ingin mendapat lebih banyak informasi soal karier, pekerjaan, dan pengembangan diri, kamu bisa mendapatkannya melalui newsletter Glints.
Langganan sekarang, ya!
Sumber
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website glints.com. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”