Intip 6 Perbedaan Mobil Jepang dan Mobil Eropa

ulinulin.com

Mobil merek Jepang mendominasi penjualan di pasar otomotif Indonesia. Dari 32 merek yang terdaftar di asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) per Januari 2020, 14 diantaranya adalah merek Jepang, yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, Mitsubishi Motors, Mitsubishi Fuso, Isuzu, Hino, Nissan, Mazda, Datsun, UD Truck, Lexus, dan Infiniti.

Selain merek Jepang, mobil merek Eropa juga cukup populer di Tanah Air dibandingkan merek lain dari India, Korea Selatan hingga China. GAIKINDO mencatat beberapa merek Eropa yang memasarkan mobil di Indonesia yaitu BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen (VW), Peugeot, Renault, Scania, dan Audi.

Merek Jepang dan Eropa menyasar segmen yang berbeda

Semua merek di atas saling berlomba menghadirkan produk terbaik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bahkan terkadang Anda dibuat bingung mau pilih yang mana sebab masing-masing merek mengklaim produknya lah yang terbaik dan layak dibeli.

So, sebelum Anda memutuskan membeli lebih baik ketahui dulu 6 perbedaan mobil Jepang dan mobil Eropa berikut!

1. Kelas

Perbedaan mobil Jepang dan mobil Eropa yang pertama terletak pada segmentasi konsumen. Mobil Jepang menyasar konsumen dari kelas paling bawah hingga kelas premium. Di kelas bawah ada mobil-mobil low cost green car (LCGC). Di atasnya ada hatchback, low MPV, medium MPV, low SUV, medium SUV hingga sedan level entry. Lalu di atasnya lagi ada model yang menyasar konsumen premium. Hanya saja jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya beberapa model saja.

Sementara, mobil Eropa mayoritas tidak menyasar konsumen kelas bawah. Hampir semua modelnya yang berjumlah puluhan ditujukan untuk konsumen kelas menengah ke atas. Dengan alasan ini wajar bila mobil Eropa jarang terlihat di keluarga menengah ke bawah.

Mobil Eropa lebih berkelas

By the way, sekarang satu merek Eropa sedang mencoba menyasar segmen kelas menengah ke bawah yaitu Renault dengan model terbarunya, Triber. Mobil ini baru diluncurkan di Indonesia tahun 2019 dan dikirim ke konsumen mulai pada 2020.

2. Harga

Dengan sasaran kelas yang berbeda, harga mobil Jepang dan mobil Eropa juga berbeda. Di segmen kelas bawah mobil LCGC asal Jepang dijual dengan harga antara Rp100 jutaan hingga Rp150 jutaan. Di kelas menengah dijual dengan harga mulai Rp200 jutaan hingga di bawah Rp 800 juta. Sedang di kelas premium mobil dijual dengan harga mulai Rp800 juta hingga di atas Rp1 miliar.

Untuk mobil Eropa rata-rata dijual mulai Rp500 jutaan hingga miliaran rupiah. Terkecuali beberapa model yang dijual dengan harga di bawah Rp500 jutaan seperti Renault Triber dan VW Polo.

Mobil Jepang, harga lebih terjangkau

3. Mesin

Berbeda pabrikan sudah pasti berbeda juga mesin dan teknologinya. Mobil Jepang menyediakan mesin mulai 1.000 cc, sedangkan mobil Eropa rata-rata berkapasitas lebih tinggi. Bagi konsumen, tersedianya mobil dengan kapasitas mesin kecil punya nilai plus karena konsumsi BBM lebih irit dan tentu lebih hemat biaya operasional.

Untuk mobil Eropa, soal penghematan BBM bukan prioritas. Mobil Eropa lebih mengedepankan kecanggihan teknologi untuk mendongkrak tenaga mesin. Misalnya mesin BMW TwinPower Turbo dengan teknologi twin-scroll turbocharger, High Precision Injection direct petrol injection, VALVETRONIC fully variable valve timing dan Double-VANOS variable camshaft timing.

4. Fitur

Berbanding lurus dengan harga dan teknologi mesin, fitur mobil Jepang dan mobil Eropa juga banyak berbeda. Mobil Jepang selain dibekali fitur keamanan standar juga mengedepankan fitur yang cukup untuk kebutuhan harian baik untuk keselamatan maupun kenyamanan.

Mobil Eropa fitur yang tersemat lebih lengkap lagi, bahkan jauh lebih canggih disesuaikan dengan harga dan kelas mobil itu sendiri. Misalnya BMW Seri 3 dan BMW X7 memiliki fitur Park Assist dengan Reversing Assistant. Fitur ini berguna saat terjebak di gang sempit dan perlu mundur karena tak ada tempat untuk putar balik. Mobil ini bisa mundur sendiri secara otomatis hingga 50 meter mengikuti jejaknya saat masuk.

Kelengkapan dan kecanggihan fitur mobil Eropa juga dibuktikan dengan raihan peringkat tinggi di setiap uji keselamatan. Misalnya New Peugeot 3008 GT Line meraih bintang 5 di Euro NCAP.

Mobil Eropa fitur canggih dan lengkap

5. Suku cadang

Banyaknya populasi mobil Jepang di Indonesia berimbas pada banyaknya suku cadang yang beredar di pasaran dengan harga bervariasi dan terjangkau. Ada yang original, tapi tak sedikit pula yang KW dan semua memiliki konsumen sendiri-sendiri.

Sedangkan untuk mobil Eropa tidak mudah mendapatkan suku cadang KW di pasaran. Suku cadang hanya bisa didapat di bengkel resmi dengan harga cukup mahal. Dari sisi ketersediaan beberapa bahkan harus didatangkan dari negara aslinya sebab tak ada di Indonesia.

6. Resale value

Depresiasi mobil Eropa lebih besar dibanding mobi Jepang

Banyaknya populasi mobil Jepang juga berpengaruh pada depresiasi. Dijual dalam kondisi bekas, mobil Jepang lebih menguntungkan karena depresiasi harganya jauh lebih kecil ketimbang mobil Eropa. Namun dengan harga bekas mobil Eropa lebih rendah ada yang diuntungkan dari sisi resale value ini, yaitu konsumen. Mereka bisa mendapatkan mobil Eropa bekas dengan harga jauh lebih murah dari harga barunya.

Itu tadi 6 perbedaan mobil Jepang dan mobil Eropa. Tinggal Anda memutuskan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cintamobil.com. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”