ulinulin.com – Adik Valentino Rossi yang saat ini menjadi salah satu joki di VR46 Racing Team MotoGP , Luca Marini menjadi salah satu joki dengan bobot terberat.
Pasalnya, tinggi badan yang ia milikik mencapai 184 cm, salah satu yang juga paling tinggi di kelas MotoGP .
Masalah ini sebelumnya tidak begitu terasa di kelas Moto2, kelas ketika ia bisa menjadi juara dunia.
Berbeda dengan kelas Moto2, tidak ada batasan bobot minimum pada kelas MotoGP .
Di kelas Moto2, batasan minum bobot sepeda motor dan pembalap termasuk riding gear mencapai 215 kg, sementara di kelas Moto3 pada angka 152 kg.
Dengan kelas MotoGP yang tidak memiliki batas minimum itu, tentu saja perbedaan kecepatan dan karakteristik motor menjadi sangat kentara.
“Saya mencoba untuk lebih ketat dengan pelatihan fisik dan diet saya. Karena tidak ada berat minimum, maka suatu saat, antara satu pembalap bisa terdapat selisih 10 kg, bahkan antara saya dan pembalap Ducati lainnya,” ucap Luca Marini .
“Bahkan jika kami mengakali hal ini dengan menambah tenaga, itu akan banyak mengubah berbagai hal di motor, seperti perilaku motor, termasuk seberapa banyak Anda membebani ban,” ucap Marini menambahkan.
Bobot minium 157 kg tentu menjadi musuh bagi joki berbadan bongsor seperti Luca Marini .
Menurut Marini, itu terbukti di banyak sirkuit ketika membuka data riding dari penggunaan ban.
“Di banyak sirkuit, kami melihat dan menganalisis bahwa saya memberi lebih banyak tekanan pada ban karena bobot badan yang lebih banyak.
“Ini mengharuskan Anda untuk memberi lebih banyak tekanan angin pada ban untuk berakselerasi dengan cara yang sama,” kata Marini.
“Pada akhirnya Anda tidak kehilangan apa pun dalam hal akselerasi, dan Anda juga tidak dapat melihat perbedaan dari datanya. Tetapi energi yang Anda transfer ke ban lebih besar. Jadi Anda harus sangat berhati-hati dengan ban, terutama kehilangan traksi ban belakang,” ujar Marini, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Speedweek.
Luca Marini ingin agar MotoGP segera menerapkan bobot minum di kelas MotoGP untuk meratakan persaingan.
Terutama agar joki berbobot berat dan postur bongsor sepertinya juga memiliki kesempatan yang sama dalam menemukan settingan motor terbaik dan posisi podium.
“Saya tidak tahu mengapa mereka tidak memperkenalkannya lebih awal. Saya pikir itu akan sangat demokratis. Mengapa pengendara berat harus dihukum karena sifatnya? Dalam pandangan saya, itu tidak masuk akal,” ucap pria asal Italia.
“Dan saya pikir berat minimum akan lebih baik untuk semua orang, termasuk pembalap lain. Mungkin dari sana mereka bisa berlatih lebih banyak, mengangkat lebih banyak beban, dan dengan demikian membangun lebih banyak massa otot,” kata adik dari juara dunia 9 kali itu dengan tegas.***