ulinulin.com –
Mobil dengan transmisi otomatis kini semakin populer. Kepraktisannya membuat banyak pengemudi memilih mobil matik ketimbang manual. Apalagi jika rute perjalanan yang harus dilalui lebih banyak diperkotaan.
Tinggal injak pedal gas dan pedal rem tanpa kaki kiri harus bekerja. Itulah alasan yang sering kali mendasari mengapa orang memilih mobil matik. Namun ternyata dibalik kemudahan dalam pengoperasiannya itu, mobil matik memiliki kendala jika mengalami masalah di jalan.
Misalnya saat mobil mengalami mogok di jalan dan harus diderek. Ada aturan-aturan yang wajib Anda ketahui dalam menderek mobil matik ketika mogok. Karena jika memperlakukan dengan asal, akan ada bagian komponen yang rusak.
1. Perhatikan Sistem Penggerak Roda Mobil
Untuk mobil berpenggerak roda depan, ban bagian depan yang diangkat mesin penderek
Ketika mobil matik mogok dan harus diderek ke bengkel terdekat, maka jangan langsung pasang kawat pengait di mobil tersebut. Pastikan dulu mobil itu apakah berpenggerak roda depan atau roda belakang.
Dikutip Cintamobil.com dari laman resmi Toyota Indonesia, untuk mobil berpenggerak roda belakang seperti Toyota Avanza, maka untuk menderek mobil matik perlu terlebih dulu mengangkat roda bagian belakang. Pasang alat penderek pada bagian roda belakang, dan roda depan dibiarkan berputar. Posisinya seperti saling hadap belakang antara mobil penderek dengan kendaraan Anda.
Namun jika mobil matik yang akan diderek berpenggerak roda depan seperti Toyota Sienta, maka sebaliknya. Roda bagian depanlah yang diangkat dan diletakkan ke mesin penderek. Roda belakang dibiarkan menyentuh aspal dan berputar selama mobil ditarik mobil derek. Artinya posisi mobil yang diderek, seraha dnegan mobil penderek.
2. Hati-hati Transmisi Jebol
Jangan salah meletakkan posisi derek jika tak ingin transmisi rontok
Cara menderek mobil matik ini benar-benar harus Anda perhatikan. Karena jika salah memasang alat penderek, dan roda dipaksa berputar maka akan merusak bagian transmisi. Apalagi jika mobil diderek dalam jarak yang cukup jauh sehingga perputaran roda berlangsung cukup lama.
Transmisi ini bisa rusak akibat pergerakan roda memaksa menggerakkan transmisi melalui propeller shaft. Di dalam komponen ini ada komponen one way clutch yang pergerakannya jadi berputar balik. Kesalahan tersebut banyak disebut oleh para montir dengan istilah kopling jebol atau rontok.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cintamobil.com. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”