Konsep Pengasuhan Anak dari Keluarga Gus Dur yang Bisa Ditiru

ulinulin.com – Empat Putri Dari Mendiang Gus Dur Dan Sinta Nuriyah/ Foto: Instagram Yenny Wahid

Dream – Mendiang Kyai Haji Abdurrahman Wahid, yang juga mantan Presiden Indonesia, merupakan tokoh yang dikenal dengan pemikirannya yang terbuka tapi tetap berlandaskan Islam. Termasuk dalam hal pengasuhan anak.

Beliau dan sang istri, Sinta Nuriyah, memiliki empat orang putri yang kini sukses dalam bidangnya masing-masing. Penasaran bagaimana konsep pengasuhan yang diterapkan pada keluarga Gus Dur?

Dikutip dari Mubadalah.id, Nabilah Musyarihah, penulis buku Gus Dur Membaca Dunia dan Gus Dur Sang Presiden, mengungkap pola asuh yang diterapkan Gus Dur pada anak-anaknya sangat dipengaruhi oleh pengasuhan masa kecil dari orangtuanya yang juga merupakan tokoh Islam di Indonesia, yaitu Kyai Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.

Ada beberapa hal mendasar dalam pengasuhan anak di keluarga Kyai ini. Apa saja?

Membaca dijadikan KebiasaanOrangtua Gus Dur merupakan pembaca buku yang ulung, dengan begitu mereka berdua senantiasa bekerjasama untuk mendorong anak-anaknya rajin membaca, baik, membaca kitab-kitab kuning ataupun buku-buku yang lain. Hal ini membuat Gus Dur dan saudara-saudaranya tumbuh menjadi orang yang cerdas, kritis, bermanfaat dan punya rasa empati yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Alissa Wahid, salah satu putri Gus Dur pernah bercerita kalau saat senggang selalu diajak ke toko buku oleh sang ayah.

Visioner

Nabilah menyampaikan bahwa Nyai Solichah merupakan perempuan yang cerdas, ia mampu membaca tren dan peluang masa depan. Sehingga dengan begitu, parenting yang beliau terapkan kepada anak-anaknya adalah membekali mereka dengan pengetahuan yang luas, pengalaman yang banyak dan pendidikan yang berkualitas serta membebaskan. Hal tersebut juga diterapkan Gus Dur pada keempat putrinya.

Bangkit dari kegagalanGus Dur seringkali dianggap jadi sosok yang santai dan lucu, walaupun dalam keadaan sulit. Hal itu karena beliau telah memiliki skill resiliensi, sehingga beliau memandang bahwa kegagalan itu adalah seni hidup. Sehingga tidak perlu menghadapinya dengan rasa cemas, sedih dan putus asa. Skill ini juga yang jadi contoh luar biasa untuk anak-anaknya.

Pendidikan Karakter

Karakter yang baik juga merupakan hal utama alam pengasuhan dalam keluarga. Membentuk anak memiliki karakter yang jujur, berani, mandiri, egaliter, peduli, bebas memilih dan bertanggung jawab.

Gus Dur juga menerapkan hal tersebut pada putri-putrinya. Beliau sangat membebaskan anakny untuk memilih apapun yang mereka mau, dengan catatan mereka mampu bertanggung jawab pada pilihannya dan bisa mendatangkan manfaat serta kemaslahatan bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Konsep Pengasuhan ala Orangtua Belanda Bisa Jadi Inspirasi

Dream – Mengasuh anak merupakan tugas panjang yang tidak ada habisnya. Sebagai orangtua kita harus selalu belajar hal baru. Termasuk selalu melakukan penyesuaian demi menuntun anak agar menjadi pribadi yang baik.

Tiap orangtua memang memiliki gaya yang berbeda dalam mengurus anak. Sebuah buku yang berjudul “ The Happiest Kids in the World” ditulis oleh dua ibu asal Amerika dan Inggris.

© Dream

Mereka tinggal di Belanda dan mengisahkan pola asuh khas negara kincir angin ini yang layak ditiru. Bukan hanya membuat membuat anak bahagia, tapi juga menjadi modal penting masa depannya kelak.

Penasaran apa saja kebiasaan pola asuh di Belanda yang bikin anak bahagia?

1. Biarkan anak-anak bersepeda menembus hujan

Ya, Belanda membiarkan anak-anak mereka ” secara harfiah” bersepeda di tengah hujan (dengan perlengkapan yang tepat) untuk menumbuhkan kemandirian, ketahanan, dan ketabahan.

Kita hidup selalu dalam perlindungan. Bersepeda di tengah hujan adalah pelajaran sederhana namun kuat tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi kesulitan, terus menghadapi segala rintangan, dan menemukan keajaiban di alam. Terutama jika mereka melihat pelangi setelah hujan.

2. Merawat diri sendiri

Sebagian besar warga Belanda tidak mengukur nilai yang dimiliki dengan kepemilikan materi. Termasuk apa yang dicapai di tempat kerja. Justru di sini menerapkan konsep bekerja lebih sedikit untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri dan membangun komunitas yang kuat.

Hal ini membuat waktu untuk keluarga lebih banyak. Keluarga adalah yang utama dan membuat anak-anak bahagia.

3. Buat aturan, dengan melibatkan anak

Tiap rumah memang harus memiliki peraturan, tapi biasanya hanya orangtua yang membuat. Sementara di Belanda, anak dilibatkan dalam membuat aturan di rumah. Bentuknya seperti kesepakatan yang jika terjadi pelanggaran di dalamnya maka akan ada konsekuensi.

Hal ini membuat anak belajar bertanggung jawab, berdiskusi dan menjaga komitmen yang telah disepakati bersama. Menarik, bukan?

4. Fokus pada kesederhanaan

Ada beberapa contoh bagaimana Belanda membawa kesederhanaan dalam kehidupan mereka. Pertama, berkemah dan di luar ruangan adalah bagian penting dari aktivitas keluarga rata-rata. Biasanya di akhir pekan, keluarga akan berkemah selam tiga hari.

Pesta ulang tahun juga dilakukan sederhana. Bukan pada hadiah, tapi lebih banyak pada menyediakan fasilitas bagi anak-anak untuk bermain bersama.

Sumber: Mother.ly

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website dream.co.id. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”