ulinulin.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pariwisata berkelanjutan menjadi tren terbaru dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dunia di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam Tri Hita Karana Forum di Bali Nusa Dua Convention Center.
“Kami melihat sustainable tourism ini adalah suatu tren pariwisata yang sekarang tidak terhentikan dan tidak tergantikan. Karena sustainable tourism membuka peluang kita untuk lebih melestarikan lingkungan, juga meminjam istilah dari Felipe Calderon yang menyebut make money while you preserve the environment,” kata Sandiaga Uno dalam siaran pers, Senin (14/11/2022).
Sandiaga mengatakan, konsep pariwisata berkelanjutan ini telah diimplementasikan dalam upaya pengembangan potensi desa-desa wisata yang ada di Indonesia.
“Kami akan terus mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia dengan fokus pariwisata berkelanjutan dan berkualitas,” imbuh dia.
Salah satu upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, Sandiaga sebut, melalui penanaman bibit bakau melalui program carbon footprint offset.
“Ini adalah contoh dari program pengembangan destinasi pintar dan berkelanjutan yang kami kembangkan, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh destinasi yang ada di Indonesia,” urai dia.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pengembangan pariwisata berkelanjutan selaras dengan falsafah hidup masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana.
Falsafah ini merupakan konsep dan ajaran dalam agama Hindu tentang tiga subsistem utama yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang dapat diartikan sama dengan pola pikir atau konsep, dan nilai.
Pawongan yang artinya hubungan manusia dengan sesamanya sebagai elemen sosial. Kemudian, Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.
Ajaran ini juga menitikberatkan pada upaya bagi sesama agar bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai.