ulinulin.com – Sudah hampir satu pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 3,96% dan jatuh di 6.243,58. Ini merupakan tren bearish yang menghantui pasar saham domestik.
Rubrik Finansialku
IHSG Terus Merosot, Asing Obral Saham Blue Chip
Selama enam hari berturut-turut tren bearish tengah membayangi pasar domestik dan membuat para investor cemas.
Tren bearish merupakan salah satu keadaan di mana harga pergerakan saham mengalami penurunan.
Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), indeks LQ45 sudah minus 4,83%, jauh melampaui IHSG yang turun 1,76%.
TLKM, ASII, HMSP, dan UNVR yang merupakan saham blue chip alamai ketepurukan. Keempat saham itu masuk ke dalam 10 besar saham LQ45 yang mengalami anjlok terparah.
Mengacu pada data RTI, asing mencetak net sell di TLKM sebesar 394,7 miliar pada transaksi Selasa. Selain itu net sell asing di BBCA mencapai Rp106,6 miliar dan BMRI Rp91,2 miliar.
Cash Is The King
Nicho Omer Jonchkeree selaku Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia beranggapan asing sejatinya tidak sepenuhnya keluar dari pasar saham Indonesia.
Karena Wall Street pun melemah, asing masih wait and see sambil memegang cash. Dalam situasi ini cash is the king, uang kas adalah raja.
Selain wait and see, asing juga menahan diri di pasar obligasi. Hal ini dipaparkan oleh Nicho lewat wawancaranya di Koran Kontan, Rabu (21/3/18):
“Yield naik, ini tanda asing juga keluar dari pasar obligasi.”
Sementara itu Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat menyatakan investor asing sedang menyesuaikan ulang portofolio mereka:
“Sebenarnya asing sedang merealisasikan keuntungan.”
[Baca Juga: Infografis: Investasi Saham itu Apa? Apa Keuntungannya? Bagaimana Hasil Investasinya?Tren bearish pada indeks masih bisa berlanjut. Saat ini, support terdekat IHSG di level 6.230. Jika level ini ditembus, support selanjutnya adalah 6.160, 6.080, dan 6.000.
Target minimum dari koreksi IHSG adalah 5.500. Batas support ini terhubung dengan penurunan bursa tahun 2008.
Nicho menjelaskan:
“Sekarang masih jauh, ini jangka menengah untuk beberapa bulan ke depan. Saya tidak bilang hari ini.”
Koreksi IHSG dipicu banyak faktor, salah satu pemicu paling kuat adalah rencana kenaikan bunga acuan The Fed.
Menurut Nicho, gejala pelemahan ekonomi global pun masih terasa:
“Ini terlihat di data ekonomi belakangan ini yang melemah. Paling mencolok adalah Korea Selatan, yang ekspornya turun paling tajam selama 25 tahun terakhir.”
Sementara itu, Bertoni Rio selaku Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menilai, sejumlah saham big caps sudah jenuh beli. Akhirnya saham terkoreksi, memanfaatkan sentimen negatif pasar global dan pelemahan rupiah.
“Sejatinya, IHSG masih berpotensi naik, termasuk juga indeks LQ45”
Kendati demikian, di saat-saat seperti ini pelaku pasar harus berhati-hati. Karena saham lapis kedua atau second liner juga tidak menjamin, seperti yang dipaparkan Bertoni:
“Second liner untuk trading jangka pendek.”
Untuk saran, tanggapan atau pertanyaan, Anda dapat menuliskannya pada kolom yang telah tersedia di bawah ini. Terima kasih!
Sumber Referensi:
Sumber Gambar:
Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website finansialku.com. Situs https://ulinulin.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://ulinulin.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”